Jumat, 02 Desember 2011

Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar

1.) 1. Jelaskan dengan contoh “Menggunakan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar”..!!
Pengertian
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia, 1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Contoh
Tahukan Wikimuers bahwa kata cabe itu tidak baku dan yang baku adalah kata cabai? Dan cape itu kata bakunya adalah capai, sebuah kata yang sangat jarang digunakan oleh para penulis warta di Wikimu, dan ini berarti sebuah pekerjaan berat bagi administrator Wikimu untuk mengecek dan membetulkan semua kata-kata yang tidak baku, namun sering digunakan.
Begitu juga kata admin, sebetulnya kata bakunya adalah administrator seperti yang digunakan pada kalimat tersebut di atas. Banyak lagi contoh lainya, seperti riil yang kata bakunya real, analisa yang kata bakunya analisis, budget yang kata bakunya bujet, dan kata tapi yang sering dipergunakan oleh kita kata bakunya adalah tetapi.
Kesalahan tata bahasa yang sering terjadi adalah pemenuhan ketentuan gramatikal dalam penulisan kalimat. Sebagai contoh adalah kalimat: buku yang saya pinjam seharusnya buku yang dipinjam oleh saya.
2. Berikan contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi…!!!
Bahasa yang baik dan benar itu memiliki empat fungi :
(1) fungsi pemersatu kebhinnekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas-batas kedaerahan;
(2) fungsi penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulan dengan bangsa lain;
(3) fungsi pembawa kewibawaan karena berpendidikan dan yang terpelajar; dan
(4) fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya dan betul tidaknya pemakaian bahasa.
Keempat fungsi bahasa yang baik dan benar itu bertalian erat dengan tiga macam batin penutur bahasa sebagai berikut :
(1) fungsinya sebagai pemersatu dan sebagai penanda kepribadian bangsa membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa itu;
(2) fungsinya pembawa kewibawaan berkaitan dengan sikap kebangsaan orang karena mampu beragam bahasa itu; dan
(3) fungsi sebagai kerangka acuan berhubungan dengan kesadaran orang akan adanya aturan yang baku layak diatuhi agar ia jangan terkena sanksi sosial.
Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan, berbahasa Indonesia dengan baik dan benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi norma baik dan benar bahasa Indonesia. Norma yang dimaksud adalah “ketentuan” bahasa Indonesia, misalnya tata bahasa, ejaan, kalimat, dsb.
Contoh fungsi Bahasa Indonesia
Sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk sebuah konsep.
Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

Link :http://dinnygiar.wordpress.com/2010/02/19/menggunakan-bahasa-indonesia-secara-baik-dan-benar/

2.) Berikanlah contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi!
Contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi adalah melalui sebuah percakapan yaitu sebagai berikut:
Pentas menggambarkan sebuah ruangan kelas waktu pagi hari. Tampak disana beberapa meja kursi, kurang begitu teratur rapi. Beberapa papan majalah dinding tersandar di dinding dan di meja.
Seorang pemuda pelajar sedang duduk di atas meja. Ia bersilang tangan. Pemuda itu Usui namanya. Ia adalah Pemimpin Redaksi majalah dinding itu. Sedangkan Misaki, Seketaris Redaksi, duduk di kursi. Waktu itu hari Minggu, Usui tampak kusut. Wajahnya muram. Ia belum mandi, hanya mencuci muka dan gosok gigi. Ia terburu-buru ke sekolah karena mendengar berita dari Hinata, Wakil Pimpinan Redaksi, bahwa majalah dinding itu dibreidel oleh Kepala Sekolah, gara-gara karikatur Ikkun mengejek Pak John, guru karate.
Seorang pelajar lainnya, Kaine, sedang menekuni buku. Ia adalah eseis yang mulai di kenal tulisan-tulisannya lewat majalah dinding itu.

Usui : Kaine
Kaine : Ya!
Usui : Kau ada waktu nanti sore?
Kaine : Ada apa seh?
Usui : Aku perlu bantuanmu menyusun surat protes itu.
Misaki : Kurasa tak ada gunanya kita protes. Kita sudah kalah. Bagi kita, Kepala sekolah kita bukan guru lagi. Bukan pendidik. Ia berlaga penguasa.
Kaine : Itu tafsiranmu, Misa . Menurut dia tindakannya itu mendidik.
Usui : Mendidik, tetapi mendidik pemberontak. Bukan mendidik anak-anaknya sendiri. Gila
Kaine : Masak begitu?
Usui :Kalau mendidik anaknya sendiri kan bukan begitu caranya.
Kaine : Tentu saja tidak.Ia bertindak dengan caranya sendiri.
Misaki : Sudalah. Kalau kalian menurut aku sebaiknya kita protes diam. Nanti, kalau sekolah kita tutup tahun, kita semua diam. Mau apa Pak Kepala Sekolah itu. kalau kita diam. Tenaga inti masuk staf redaksi semua.
Usui : Tapi masih ada satu bahaya.
Misaki : Bahaya?
Kaine : Nasib Ikkun, karikaturis kita itu?
Usui : Bisa jadi dia akan celaka.
Misaki : Lalu?
Usui : Kita harus selesaikan masalah ini.
Misaki : Caranya?
Usui : Kita harus buka front terbuka.
Misaki : Itu nggak taktis, Usui!
Usui : Habis,kalau maen gerilya kita kalah.
Kaine : Baik.Tapi front terbuka juga berbahaya.
Misaki : Orang luar bisa tahu.Sekolah cemar.
Kaine : Betul!
Misaki : Apakah sudah tidak ad jalan keluar lagi?Kita mati Kutu?
Kaine : Ada,tapi jangan gsusa-grusu. Kita harus ingat, ini buka perlawanan musuh. Kita berhadapan dengan orang tua kita sendiri. Jadi asal jangan membakar rumah, kalau marah.
Usui : Baik Filsuf ! Apa rencanamu?

Ikkun masuk. nafasnya terengah-engah. peluhnya berleleran.

Misaki : Kau dari mana, Ikkun?

Link: http://muthiah-muthiah.blogspot.com/2010/10/berikanlah-contoh-fungsi-bahasa-sebagai.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar